Tuesday, December 27, 2005

Tragedi seseorang, komedi bagi orang lain

Gara-gara host program saya mengatakan kutipan "tragedi seseorang, komedi bagi orang lain" setelah menyaksikan liputan tentang Ibu Kiki Fatmala, Fatma Farida yang merasa anaknya sudah durhaka pada dirinya. Saya jadi berpikir yah memang begitu keadaannya.

Lihat aja ketika saya hampir kena copet, bukannya saya dikasihani (walaupun saya nggak minta sih rasa kasihan) atau diberi simpati, teman-teman saya malah mentertawakan dan mengatakan "kok bisa saya hampir dicopet? Lha kamu kan preman?" Padahal hampir saja terjadi tragedi.

Pernah juga waktu teman adik saya yang badanya gemuk sekali jatuh dari motor. Gara-gara menahan berat tubuhnya dengan tangan kirinya, tanganya jadi patah. Hasilnya dia diketawain sama orang-orang, karena sebenarnya kalau hanya jatuh dari motor luka-lukanya tidak begitu parah, tetapi karena dia keukeuh menahan tubuhnya dan tangannya gak kuat maka tangannya patah.

Ingat gak sama peristiwa Tsunami setahun yang lalu. Ada juga kisah "lucu". Ada seorang anak laki-laki yang kakaknya suka banget sama tim Itali (saya lupa nama tim-nya), sampai adiknya dibeliin kaos dari tim kesayangannya dan yang pasti palsu lah. Ketika Tsunami menrjang Aceh, anak itu memakai kaos itu dan dengan semangat yang tinggi dia yang sudah terbawa Tsunami ke tengah laut, bertahan hidup di atas kasur busa yang mengapung sampai tiga hari.

Tiga hari kemudian, dia berhasil ditemukan dan bertemu lagi dengan keluarganya. Kisah dramatis itupun disiarkan media massa sampai ke seluruh dunia, termasuk juga ke Itali. Melihat kisah si anak, akhirnya manajemen tim sepak bola tersebut mengundang si anak ke Itali dan diberi seperangkat souvenir dari tim tersebut. Seingat saya, waktu itu pelatih tim itu mengatakan "Semangat survive itulah yang menginspirasi tim kami untuk lebih berjuang tahun ini."

Selang beberapa hari orang-orang mulai membuat komedi dari kisah itu. Mulai dari kaos tim yang palsu sampai yang beruntung adalah kakak si anak, karena anak tersebut sebenarnya tidak mengerti tentang bola apalagi nama pemain yang tercantum pada bagian belakang kaos yang dia kenakan pada saat Tsunami.

Saya jadi ingat kata Uli Herdinansyah (Host yang mengataka kutipan tersebut pada saya), "seringkali orang sudah "bosan" mendengar berkali-kali sebuah tragedi, akhirnya malah melihat sisi humor dari semua tragedi". Lihat saja tragedi Ibu Fatma Farida, akhirnya orang mentertawakan dia, karena siapapun Kiki Fatmala dan betapa pun bobrok moralnya seperti yang selalu dia teriak-teriakan sampai histeris di media massa, itu juga hasil didikannya. Maka tertawalah orang-orang melihatnya. Belum lagi cara orang meniru gaya histerisnya.

Jadi setiap tragedi adalah komedi bagi orang lain.....hehehehehehehehe......

Jakarta, 28 Desember 2005

2 comments:

elmiftah said...

bukannya 'anak itu' mengenakan kostum portugal :D
yang berwarna merah itu hehe.....

ups... permisi mbak
numpang clingak-clinguk disini :D

Unknown said...

Thanks yah atas koreksinya. Maklum udah setahun. Komen diatas sekaligus juga jadi koreksi.